EDUCATION FOR ALL HUMAN

pendidikan model pembelajaran tips pendidikan link pendidikan

 

 

Google
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI
3.23.2008
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Kekayaan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang terdiri dari sumberdaya hewani, nabati, gejala dan keunikan alam atau keindahan alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Potensi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya tersebut, perlu dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat tanpa melupakan upaya konservasi sehingga tetap tercapai keseimbangan antara perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.
Agar objek dan daya tarik wisata dapat dimanfaatkan secara nyata diperlukan modal dan teknologi yang memadai, serta untuk menjaga kelestariannya diperlukan pengelolaan yang arif agar tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan kawasan dan social budaya masyarakat sekitar.
Pemanfaatan jasa lingkungan untuk kepentingan wisata alam, perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan pariwisata alam yakni konservasi, edukasi, ekonomi, rekreasi dan peran / partisipasi masyarakat.
Diharapkan dalam pengembangan wisata bahari tidak hanya melihat pada hasil jangka pendek, tetapi harus melihat pada kelangsungan jangka panjang sehingga perlu perencanaan dan dukungan yang matang tidak hanya dari swasta tapi juga pemerintah dan masyarakat.

A.RUMUSAN MASALAH
Makalah ini disusun dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1.Potensi Wisata Bahari di Indonesia.
2.Upaya pengembangan dan pelestarian wisata bahari di Indonesia.
3.Langkah dan Kebijakan yang dapat diambil.
BAB II
PEMBAHASAN

A.POTENSI WISATA BAHARI
Indonesia yang wilayah lautnya mencapai tiga perempat bagian dari luas wilayah secara keseluruhan, wilayah daratnya terdiri dari pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil. Tercatat ada 17.805 buah pulau-pulau kecil (sekitar 10.000 buah di antaranya tidak berpenghuni) yang hingga saat ini belum digarap dan dikembangkan sehingga dapat mempunyai andil bagi perekonomian nasional.
Selain itu pula garis pantai pulau di Indonesia begitu luas yang dapat kita potensikan sebagai daerah wisata bahari yang saat ini sedang diposisikan untuk menjadikannya sebagai “masa depan” pembangunan, dimana berbagai potensi yang dimilikinya dipandang sebagai peluang untuk dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Rencana tersebut merupakan suatu tantangan yang “tidak” kecil, karena banyak sekali faktor yang mempengaruhinya dan hingga saat ini belum ditemukenali secara jelas.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah munculnya berbagai pertanyaan yang sangat mendasar, yakni layakkah pulau-pulau kecil dan pantai-pantai kita untuk dikembangkan dan dijual atau dipromosikan? Memang dalam upaya membangun dan mengembangkan dibutuhkan suatu pendekatan pemikiran yang agak sedikit “meloncat”. Pendekatan dan pemikiran yang terjadi saat ini dinilai tidak akan mampu untuk menjawab ke arah perkembangan pulau-pulau kecil tersebut.
Disisi lain, karakteristik pulau-pulau kecil dan pantai-pantai di Indonesia yang ada menjadikan permasalahan yang dihadapi menjadi semakin kompleks, dimana keterbatasan daya dukung lingkungannya mempunyai konsekwensi terhadap terbatasnya “skala ekonomi” dari kegiatan yang akan dikembangkan dan produk yang dihasilkan, dan sekaligus menjadi pembatas terhadap jenis-jenis kegiatan yang dapat dikembangkan (Clark J, 1996). Sebaliknya bila kita ingin melakukan pembangunan pertimbangan kelestarian lingkungan menjadi salah satu faktor utamanya dan didasarkan pada kondisi pulau-pulau kecil dan pantai-pantai tersebut pada saat ini.
Kemudahan atau dukungan kebijakan terhadap akses pasar marupakan prasyarat yang seyogyanya harus dilakukan pemerintah agar tercipta iklim investasi yang kondusif bagi masyarakat dan pihak swasta. Disamping itu, tersedianya sarana dan prasarana juga perlu memdapatkan perhatian.

B.UPAYA PENGEMBANGAN
Pada hakekatnya pengembangan wisata bahari merupakan respon dari perkembangan demand wisatawan pada skala dunia. Hal ini disebabkan karena adanya pertumbuhan populasi dunia yang relatif cukup tinggi serta meningkatnya pendapatan masyarakat dunia, sehingga berpengaruh terhadap adanya peningkatan jumlah wisatawan international yang cukup besar. Disamping itu terjadi pula peningkatan minat para wisatawan yang mengarah kepada “bahari”.
Saat ini kegiatan wisata bahari di Indonesia belum menggembirakan, dimana jumlah kapal pesiar yang berlabuh di kawasan Asean masih didominasi oleh Singapura (58,7%); Malaysia (16,3%); Thailand (16,1%); dan negara Asean lainnya (7,5%). Indonesia hanya mampu menyerap sekitar 1,4%, padahal dengan keindahan alam dan pulau-pulau kecil yang dimiliki oleh Indonesia. Mampukah kita bersaing?
Ada empat masalah utama yang kurang mendukung pengembangan wisata bahari di Indonesia, yakni:
Belum adanya perencanaan terpadu antar berbagai sektor;
Belum tersedianya infrastruktur pelabuhan khusus untuk kapal pesiar;
Belum adanya tour operator yang khusus menangani wisata kapal pesiar,
Kurangnya promosi obyek wisata bahari, dan
Prosedur birokrasi yang panjang untuk mendapatkan “Cruising Approval for Indonesian Territory – CAIT”(izin menjelajah di wilayah Indonesia) (political clearance/izin politik; security clearance/izin keamanan; and sailing permit/izin berlayar).
Padahal di sisi lain, ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan mengembangkan wisata bahari di Indonesia, yakni:
pertama, dapat mendatangkan wisatawan dalam jumlah besar, yang berarti mendatangkan devisa bagi negara.
Kedua, mempromosikan Indonesia dengan memanfaatkan potensi wisata bahari.
Ketiga, membuka akses ke objek-objek wisata.
Keempat, adalah dapat mengembangkan potensi ekonomi pulau-pulau kecil. Khusus, terhadap aspek ekonomi akan dapat meningkatkan ekonomi lokal dan nasional, terjadinya peningkatan kesempatan kerja; mempercepat pertumbuhan kawasan di Indonesia. Karena memiliki potensi wisata bahari yang sangat besar; dan pada umumnya tidak membutuhkan infrastruktur pendukung yang kompleks.

C.LANGKAH DAN KEBIJAKAN
Di masa lalu memang perkembangan kepariwisataan di suatu ruang kawasan tertentu memang sering tanpa kiprah perencanaan (yang matang). Perubahan lingkungan hidup/sumber daya alam sebagai akibat dari suatu perkembangan kepariwisataan dan merupakan dampak baik terhadap lingkungan hidup biogeofisik dan sumber daya alam, maupun lingkungan hidup sosial ekonomi dan budaya penduduk setempat memang tidak pernah secara metodologis dipertimbangkan sebagai bagian dari proses perencanaan yang tak bisa terpisahkan. Apalagi menjadi bagian yang menyatu dengan upaya pengelolaan kepariwisataan.
Apabila hal ini terus berlangsung dalam kecenderungan pariwisata pantai dan laut yang makin cenderung menuju pairwisata-masal, dampak biogeofisik dan sosial ekonomi dan budaya secara negatif dari kegiatan wisata pantai dan laut akan tak bisa terhindarkan lagi. Yang patut diperhitungkan pula adalah kenyataan bahwa wisnus bukan hanya bisa berkunjung secara masal, namun juga datang berbondong secara bermusim saja. Biasanya wisnus datang berbondong-bondong secara masal hanya dalam suatu musim (libur) yang relatif pendek sehingga upaya untuk mengatasi peningkatan pelayanan dan pengelolaan wisata itu tak terhindarkan dan amat melonjak dan serentak. Namun kemudian semua upaya itu mereda secara mendadak pula untuk keperluan pemenuhan gejala masal berjangka pendek. Sambil para wisatawan-masal yang datang dan pergi secara singkat ini meninggalkan tapak dan jejak yang mengotori, mencemarkan, merusak DTW karena kedatangannya yang berbondong itu.
Karena itu, kewaspadaan terhadap dampak lingkungan dalam upaya menghadapi pengembangan wisata pantai dan laut (WISATA BAHARI) untuk menerima kunjungan wisatawan-masal menjadi sangat penting guna memelihara keberlanjutan kualitas lingkungan hidup/sumber daya alam wisata tropika khususnya, dan menjamin pembangunan (ekonomi) berkelanjutan umumnya.
Dari uraian tersebut di atas kewaspadaan terhadap dampak lingkungan dari pengembangan wisata bahari tampak tidak hanya memerlukan pandangan tentang perlunya proses perencanaan dan perancangan diperkenalkan dan digalakkan, melainkan juga memerlukan cara pandang dan langkah-langkah strategis. Cara pandang ini harus mampu mengantisipasi perkembangan wisata bahari ini sebagai potensi nasional dan global yang bisa menerobos masalah lintas-sektor dan lintas-budaya (bangsa) dalam perjalanan ruang dan waktu. Inilah tantangan berat yang akan dihadapi Indonesia. Terlebih-lebih penghayatan terhadap pentingnya penataan ruang kebaharian dimulai dari titik nadir yang masih memprihatinkan. Di ruang kawasan daratan yang sudah berkembang pun makna tata ruang kawasan, kesulitan memandang pariwisata sebagai kiprah lintas sektor belum bisa benar-benar berlangsung secara optimal.
Strategi pengembangan Wisata Bahari Indonesia patut dipandang dari tiga segi dasar pemikiran dan kenyataan yang kini berlangsung:
1.tidak ada orang yang berani menyangkal bahwa potensi Wisata Bahari Indonesia itu besar dan beraneka. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa Indonesia memang berwujud negara kepulauan itu.
2.Namun juga tidak ada orang yang berani mengatakan betapa besar dan betapa beranekanya kekayaan alam bahri ini bisa diangkat melalui pengembangan Wisata Bahari Indonesia itu secara nyata dan kongkrit ? Hal ini berarti bahwa penelitian dasar tentang kekayaan hayati dan nir-hayati bahari nusantara masih pada tingkat minimum.
3.Inilah yang patut diperhatikan secara serius. Pada saat Bangsa Indonesia boleh berbesar hati karena dianugerahi potensi Wisata Bahari Indoensia yang berlimpah, hanya memang belum sempat mengkongkritkan limpahan potensi itu guna mampu menarik manfaatnya yang nyata bagi bangsa dan negara. Pada saat yang sama, kenyataan pahit membuktikan pula bahwa pencemaran dan perusakan lingkungan dan pemborosan sumber daya alam bahari sudah dan sedang berlangsung dalam proporsi yang telah memprihatinkan. Bahkan kenyataan ini sudah menarik perhatian dunia secara regional dan global.
Karena itu, strategi pengembangan Wisata Bahari Indonesia harus memuat :
1.Proses persiapan, perencanaan dan perancangan Wisata Bahari Indonesia yang sesuai dengan arahan Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan seperti ditetapkan dalam Tap MPR No. II/1993.
2.Dengan demikian, pengembangan Wisata Bahari Indonesia akan sudah mengantisipasi secara terpadu kemungkinan terjadinya dampak lingkungan hidup/sumber daya alam sejak dini, yang digarap sejak tahap pra-rencana, sehingga upaya untuk mencegah dan mengurangi serta mengendalikan dampak lingkungan hidup/sumber daya alam sebagai bagian dari pengembangan Wisata Bahari Indonesia yang tak terpisahkan dapat dilaksanakan.
3.Studi pra-rencana untuk mendukung Wisata Bahari Indonesia dalam PBBL (Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan) tersebut, sekaligus akan memberikan data dasar dan masukan yang berharga atas potensi Wisata Bahari Indonesia itu sendiri khususnya, dan menambah hanya pengetahuan alam bahari Nusantara pada umumnya yang memang masih sangat kurang.
4.Pengembangan Wisata Bahri Indonesia lebih diarahkan dan dipacu guna menuju upaya pengembangan Ekowisata/Wisata Ramah Lingkungan yang justru berpola pada upaya pemanfaatan optimal yang sekaligus menyelamatkan lingkungan daya alam bahari. Pengembangan Wisata Bahari Indonesia tidak ditujukan untuk menambah parah pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan pemborosan sumber daya alam bahari.
5.Dalam rangka pengendalian dampak sosial ekonomi dan budaya, pengembangan Wisata Bahari Indonesia harus ditujukan pada upaya meningkatkan pemerataan kesempatan, pendapatan, peran serta dan tanggung jawab masyarakat setempat yang terpadu dengan upaya pemerintah (Daerah) dan dunia usaha yang relevan, dalam mengembangkan Wisata Bahari Indonesia maupun dalam pengelolaan lingkungan hidup/sumber daya alam baharinya.





BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Banyaknya kendala yang akan menghadang kemajuan wisata bahari di Indonesia. Sehingga untuk memajukan wisata bahari di Indonesia perlu langkah-langkah dan strategi yang diharapkan secara garis besar dapat menciptakan dan mendorong pertumbuhan ekonomi selain itu sebagai perwujudan untuk melestarikan kekayaan alam sehingga tetap tercapai keseimbangan antara perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari untuk diri kita, masyarakat, bangsa, dan generasi penerus dimasa mendatang.

Label:

posted by dadyx wenhru @ 7:23 AM   0 comments
Thanks for
Terucap kata terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan akal untuk berfikir kepada manusia, juga ayah, ibu, dan adikku yang selalu mensuportku untuk selalu menjadi terdepan, juga temanku yang memberiku inspirasi untuk membuat blog ini, juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Thanks all
Belajar Blogger
Template Blogger
Template None
Daftarkan Email Kamu

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

feedburner

PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN

↑ Grab this Headline Animator

Link Out
About Me

Photobucket


weblogger

Name: dadyx wenhru
Home: yogyakarta, DIY, Indonesia
About Me:
See my complete profile
Link Out
Posting Terbaru
Archives
Links
Powered by

Photobucket

My Link

Photobucket

© EDUCATION FOR ALL HUMAN Blogspot Template by weblogger